Halo!!

Sabtu, 07 Januari 2017

Identifikasi secara Mikroskopis

I.     MIKROSKOP

Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari dua buah lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda renik (sangat kecil) supaya terlihat lebih besar. Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata. Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.

II.      JENIS – JENIS MIKROSKOP
Secara Umum berdasarkan sumber energi yang dimanfaatkan terdapat dua jenis mikroskop, yaitu :

1.      Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya adalah jenis mikroskop yang memanfaatkan cahaya sebagai sumber energi agar dapat memperbesar bayangan objek. Mikroskop cahaya menggunakan lensa untuk memusatkan cahaya pada objek yang akan diamati. Sumber cahaya yang dimanfaatkan bisa berasal dari cahaya matahari, bisa juga berasal dari cahaya lampu. Biasanya mikroskop cahaya memiliki tiga lensa objektif dengan masing-masing pembesaran lemah (4 atau 10 kali), sedang (40 kali), kuat (100kali), dan lensa okuler pembesaran 10 kali. Jadi kebanyak mikroskop cahaya memiliki pembesaran maksimum 1000 kali dari ukuran sebenarnya.

2.      Mikroskop Elektron
Mikroskop Elektron adalah jenis mikroskop yang memanfaatkan elektron sebagai sumber energi untuk memperbesar bayangan objek. Mikroskop Elektron menggunakan magnet sebagai pengganti lensa, yang berguna untuk memusatkan sumber energi ke objek yang akan diamati. Mikroskop Elektron mampu memperbesar objek hingga satu juta kali ukuran objek sebenarnya, dan seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, kemampuan memperbesar objek ini akan terus berkembang seiring kemajuan teknologi.
Ada dua jenis mikroskop elektron, yaitu Mikroskop Transmisi Elektron (TEM) yang cara kerja dengan menembuskan elektron terhadap objek, dan gambaran objek terlihat pada layar. Kemudian ada Mikroskop Elektron Scanning yang dapat menampilkan gambaran 3 dimensi dari objek dengan memberikan gambaran permukaan, jaringan, dan struktur objek yang diamati.

III.             FUNGSI MIKROSKOP
Mikroskop memiliki fungsi sebagai berikut :
-   Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang
-   Fungsi lainnya dari mikroskop tetap akan berakar pada fugsi utamanya, bedanya beberapa jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail, contohnya ada jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu jenis objek mikroskopis saja.

IV.             BAGIAN – BAGIAN MIKROSKOP DAN FUNGSINYA
Bagian Mikroskop terbagi menjadi bagian Optik dan bagian Mekanik (Non-Optik)
Bagian-Bagian Optik
  • Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada gambar, pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran 6, 10, atau 12 kali.
  • Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa objektif pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat menggunakan lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk memperjelas bayangan benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa dengan objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.
  • Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
  • Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai preparat.
  • Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut.
Bagian-Bagian Mekanik (Non-Optik)
  • Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan.
  • Tabung Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa objekti dan lensa okuler mikroskop.
  • Lengan Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat memegang mikroskop.
  • Meja Benda, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan diamati, pada meja benda terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap ditempat yang diinginkan.
  • Makrometer (pemutar kasar), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.
  • Mikrometer (pemutar halus), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan. 
  • Kaki Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyagga yang menjaga mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat memegang mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan.
V.  CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP

Persiapan:
1. Keluarkan mikroskop dari tempanya (box), lensa okuler dann objektif dari kotak hitam bila semua masih berada di tempatnya.
2.  Pasanglah lensa okuler mulai dar perbesaran lemah, kemudian pasang semua lensa objektif masing-masing pada tempatnya.
3.  Siapkan preparat yang akan diamati
4.  Carilah tempat yang memungkinkan agar mikroskop dapa memperoleh cahaya yang dibutuhkan

Tahap Inti
1. Letakkan mikroskop di atas meja, untuk memindahkan mikroskop gunakan cara yang benar yaitu tangan kiri memegang lengan mikroskop dan tangan kanan menopang kaki (dasar) mikroskop.
2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisinya satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver.
3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).
4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda!
5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus !
6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik
7.  Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan pada tempat yang tidak lembab.

VI. CARA MERAWAT MIKROSKOP
            Beberapa ketentuan dalam pemeliharaan mikroskop adalah sebagai berikut :
1. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap asam dan basa.Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang dilengkapi dengan silica gel, yang bersifat higroskopis, sehingga lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab.
2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di bagian mikroskop tersebut dapat digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera.
3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan sekali-kali membersihkan lensa menggunakan sapu tangan atau lap kain.
4. Sisa minyak imersi pada lens objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Pada penggunaan xilol haruslah hati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel pada bagian mikroskop non optik, karena akan merusak cat atau merusak bahan plastik, dan juga jangan menggunakan larutan ini kebagian lensa yang lain kecuali produsennya menyatakan bahwa tindakan tersebut aman.
5. Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus tidak menempel dan menggumpal serta mengering. Minyak dan partikel halus pada lensa dapat mengaburkannya dan menyebabkan goresan. Hal ini menurunkan kemampuan lensa. Preparat yang tertinggal di atas meja mikroskop merupakan pertanda jelas suatukelalaian/kecerobohan.
6. Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa objektif dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula, kondensor diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan (kalau mikroskop listrik).
  







Langkah-langkah Perawatan Mikroskop :


1.    Memegang mikroskop dengan kedua tangan ketika mengangkatnya.
2.    Memulai pengamatan dengan pembesaran lemah sebelum menggunakan pembesaran kuat.
3.    Tidak memutar tombol dengan kasar.
4.    Menghilangkan kotoran pada lensa mikroskop: Seringkali gambar mikroskop tetap kabur meski telah diusahakan penyetelan focus halus. Ini seringkali disebabkan lensa depan objektif yang kotor dan/atau lensa okuler. Untuk memastikan pada bagian mana lensa kotor, pertama-tama lensa okuler diputar, dan kemudian, bila perlu, lensa objektif diputar sambil mengamati cuplikan untuk menentukan kapan lapisan kotoran yang kabur bergerak. Kemudian lensa yang kotor dibersihkan dengan kertas transerat atau kertas lensa. Kondensor yang kotor pun dapat mengaburkan gambar. Ketika membersihkan lensa depan objektif, harus diingat bahwa lensa terpasang pada perekat yang dapat melarut dalam pelarut organic. Oleh karena itu, lebih baik jika digunakan air suling untuk menghilangkan kotoran; jika tidak bisa, digunakan pelarut organik yang mudah menguap sesedikit mungkin, misalnya benzene atau eter minyak bumi.
5.    Memastikan mikroskop dalam keadaan kering, sebelum dan sesudah digunakan.

VII. CARA MEMBUAT PREPARAT
          Dalam pengamatan menggunakan mikroskop, kita mengenal istilah preparat. Preparat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti bahan yang disiapkan secara kimia. Preparat itu sendiri merupakan objek yang akan diamati dengan menggunakan mikroskop.
Secara garis besar, preparat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.


a. Preparat Basah

Preparat basah biasanya digunakan pada waktu praktikum struktur tumbuhan atau hewan. Preparat yang dihasilkan tidak dapat disimpan lama.


b. Preparat Awetan

Preparat awetan biasanya digunakan pada waktu melakukan praktikum mikroteknik tumbuhan. Preparat yang dihasilkan dapat disimpan cukup lama.
Preparat (objek pengamatan) yang akan kita amati dengan menggunakan mikroskop dapat kita buat sendiri. Ada dua cara pembuatan preparat, yaitu pembuatan preparat tanpa penyayatan dan pembuatan preparat dengan penyayatan.

1)   Pembuatan preparat tanpa penyayatan


Preparat yang dibuat tanpa penyayatan biasanya adalah preparat yang berasal dari mikroorganisme yang terdapat di dalam air.

Cara membuatnya:

Ambil air yang akan diamati dengan menggunakan pipet tetes. Kemudian tempatkan air tersebut pada object glass. Setelah itu, tutup object glass dengan menggunakan kaca penutup. Preparat siap diamati dengan menggunakan mikroskop.

2)   Pembuatan preparat dengan penyayatan


Preparat yang dibuat dengan penyayatan biasanya adalah preparat yang berasal dari organ tubuh mikroorganisme, misalnya penampang daun, akar, atau otot.

Untuk membuat preparat dengan penyayatan, kita perlu menyiapkan peralatan seperti silet, object glass, kaca penutup, dan bahan pewarna. Bahan pewarna biasanya digunakan untuk memudahkan dalam pengamatan. Bahan pewarna yang biasa digunakan adalah lugol, biru metilen (methylene blue), dan eosin.

Cara membuatnya:


1) Gunakan gabus atau batang umbi kayu sebagai alat bantu untuk mempermudah menyayat bagian tumbuhan seperti akar, daun, atau batang. Kemudian sayat/ belahlah tengahnya.

2) Selipkan daun pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis mungkin untuk mendapatkan penampang melintang daun (jika objek yang akan diamati adalah daun).

3) Selipkan akar atau batang pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis mungkin untuk mendapatkan penampang melintang akar/ batang (jika objek yang akan diamati adalah akar/ batang).

Setelah mendapatkan sayatan setipis mungkin, selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut ini.

1) Letakkan jaringan atau objek yang akan diamati pada object glass yang telah ditetesi air. Kemudian tutup dengan kaca penutup.

2) Tambahkan setetes pewarna. Pewarna yang digunakan dapat berupa yodium, metilen biru, ataupun merkurokrom agar objek pengamatan lebih jelas.

3) Jika cairan melimpah, seraplah dengan menggunakan kertas lensa atau tisu, tetapi jangan terlalu banyak cairan yang dikeluarkan.

4) Amati di mikroskop dengan perbesaran paling kecil.
Demikianlah cara membuat preparat sederhana, baik menggunakan penyayatan maupun tanpa penyayatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar